Uji Korelasi Pearson
UJI
KORELASI PEARSON
Dengan
SPSS

Disusun oleh :
1. Muhammad
Furqon Abdul Q (A11617571)
2. Nadan
Dyah Savitri (A11617572)
3. Niken
Ambarwati (A11617573)
4. Nining
Puji Rahayu (A11617574)
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA
SUKOHARJO
2017/2018
UJI
KORELASI (PEARSON CORELATION) PARAMETIK
A.
Korelasi
Definisi
korelarsi menurut Kambus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hubungan timbal
balik atau sebab akibat. Hubungan antara dua sifat kuantitatif yang disebabkan
oleh lingkungan yang sama-sama mempengaruhi kedua sifat. Kaitan dengan
statistik, kolerasi adalah salah satu analisis yang dipakai yang dipakai
mencari hubungan antara variabel yang bersifat kuantitatif. Analisis kolerasi
merupakan studi pembahasan menegani derajat hubungan atau derajat asosasi
antara dua variabel misalnya variabel X dan variabel Y.
Kolerasi
bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel atau lebih dengan
sekala tertentu yang diukur dengan jarak 0 sampai dengan 1. Pengukuran
statistik asosiasi dua variabel atau kovarisai dengan istilahistilah koovariasi
dan jika tidak sama dengan, berarti terdapat hubungan antara dua variabel
tersebut. Hubungan dikatakan kolerasi atau hubungan sempurna jika koofesien kolerasi
+1 dengan kemiringan(slope) potsitif atau -1 dengan kemiringan negatif. Untuk
koofesien kolerasi sempurna, tidak diperlukan hipotesi dengan variabel X
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan variabel Y.
B.
Kolerasi
Pearson
Uji
kolerasi pearson (product moment
pearson) digunakan untuk menguji hipotesis kasosiatif (uji hubungan) dengan
data inteval atau rasio. Uji yang dikembangkan oleh kaarl perason mensyaratkan
sempel diambil secara acak data harus homogen, berdistribusi normal dan
bersifat linier.
Studi kasus A : sebuah
perusahaan memiliki data biaya iklan dan transaksi penjualan(dalam jutan
rupiah) bulanan selama setahun seperti diperlihatkan dalam tabel 12.1 berikut
ini :
Bulan
|
Biaya
|
Penjualan
|
Bulan
|
Biaya
|
Penjualan
|
1
|
175,40
|
1950,75
|
7
|
225,40
|
2450,00
|
2
|
215,25
|
2250,00
|
8
|
190,00
|
2075,00
|
3
|
198,30
|
2198,75
|
9
|
212,50
|
2215,75
|
4
|
220,75
|
2595,00
|
10
|
197,50
|
2015,00
|
5
|
215,25
|
2315,00
|
11
|
150,00
|
1815,50
|
6
|
175,40
|
2035,75
|
12
|
175,00
|
2487,75
|
Tabel 12.1 Biaya iklan
dan transaksi penjualan
Data
tersebut tersimpan dalam file BAB12A.sav, terdiri drai variabel, yaitu biaya
(biaya iklan) dan penjualan (transaksi penjualan). Pembaca dapat mengikuti
pembahasan secara aktif dengan asumsi program SPSS dan file tersebut telah siap
dioperasikan. Prosedur penyelesaian studi kasus adalah sebagai berikut.
1. Pilih
dan klik menu Analyze >Correlate >Bivariat, jendela
atau kontak dialog Bivariate Correlations ditampilkan
Pindahkan
kedua variabel ( biaya dan penjualan) sebagian variables bagian lain dibiarkan
apaadanya ( kotak periksa pearson dan flag significant corelation ditandai)dan
pada bagian Test of significane yang di[ilih adalah two-tailed (uji dua sisi) Flag
significant correlasions berkenaan demgan tanda untuk tingkat signifikansi
ditampilkan atau tidak pada hasil keluaran. SPSS memberi tanda * untuk 0,05
atau 5% dan ** untuk 0,01 atau % .Perhatikan tampilan jendela seperti
diperlihatkan dalam gambar 12.1
2. Klik
tombol perintah OK
Informasi
yang didapatkan, pertama menunjukan hubungan antara variabel biaya dan
penjualan dengan angka koofesien kolerasi pearson sebesar 859** (0,859). Angka
tersebut mendekati 1 yang berarti kolerasi antara biaya iklan dengan transaksi
penjualan adalah sangat kuat. Tanda ** (dua bintang) berarti kolerasi
signifikan pada angka signifikasi 0,01 dan mempunyai kemungkinan 2 arah
(2-tailed) – lihat penjelasan diposisi bawah tabel hasil
Kedua,
signifikansi kedua variabel sebesar ,000 (0,000) seperti diperlihatkan dengan
keterangan sig. (2-tailed). Hubungann kedua variabel 0,000 < 0,001 (jika
tanpa **-angka signifikansi 0,05) yang berarti hubungan kedua variabel
signifikan. Hubungan variabel dua arah (2-tailed) yang berarti dapat searah dan
tidak searah.
Ketiga
untuk melihat arah korelasi, perhatikan angka koofesien korelasi, dalam kasus
ini (0,859) yang berarti kedua variabel berkolerasi searah. Artinya jika nilai
iklan naik, nilai transaksi penjualan juga mengalami kenaikan.
Kasus
studi B : Seorang mahasiswa tertarik ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara usia (tahun) dengan tekanan darah sistolik dengan data berikut ini.
Data tersebut tersimpan
dalam fle BAB12B.cav, terdiri dari dua variabel, yaitu usia (usia responden)
dan tekanan (tekanan darah sistolik). Pembaca dapat mengikuti pembahasan secara
aktif dengan asumsi program SPSS dan file tersebut telah siap dioperasikan.
Prosedur penyelesaian studi kasus adalah sebagai berikut.
1.
Pilih dan klik
menu Analyze >Correlate >Bivariat, jendela atau
kontak dialog Bivariate Correlations ditampilkan.
2. Pindahkan
kedua vriabel (usia dan tekanan) kebagian Variabels, tampilan jendela
seperti diperlihatkan dalam gambar 12.2. akhir klik tombol perintah Ok
Hasil olah data dan
cara membaca hasil atau interpretasi dijelaskan berikut ini.
Informasi
yang didaatkan pertama, menunjukkan hubungan antara variabel, usia dan tekanan
dengan angka koefisien korelasi Pearson sebesar 765 ⃰⃰ ⃰⃰ (0,765).
Anagka tersebut mendekati yang
berarti korelasi antara usia responden dengan tekanan darah sistolik adalah
kuat. Tanda ⃰⃰ (satu bintang) berarti
korelasi signifikan pada angka signifikasi 0,05 dan mempunyai kemungkinan 2
arah (2-tailed) – lihat penjelasan di posisi bawah tabel hasil.
Kedua, untuk mengambil
keputusan susun hipotesis berikut
Ho : tidak ada hubungan antara usia dengan tekanan
darah sistolik
Ha : ada atau terdapat hubungan antara usia dengan
tekanan darah sistolik
Dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut
Jika Sig. > 0,05 Ho
diterima, Ha ditolak
Jika Sig. < 0,05 Ho
ditolak, Ha diterima
Angka pada Sig.
(2-tailed) sebesar 0,010 sehingga menjadi 0,005 < 0,025 yang berarti Ho
ditolak atau Ha diterima. Artinya, ada hubungan antara usia dengan
tekanan darah sistolik.
C.
Contoh
Kasus :
1.
Sebuah perusahaan industri
mempunyai data produksi bulanan selama sepuluh bulan dan jumlah jam kerja
seperti Tabel 1 dibawah ini.
Produksi bulanan
dan jam kerja.
Bulan
|
Produksi (Xi)
|
Jam Kerja (Yi)
|
1
|
30
|
73
|
2
|
20
|
50
|
3
|
60
|
128
|
4
|
80
|
170
|
5
|
40
|
87
|
6
|
50
|
108
|
7
|
60
|
135
|
8
|
30
|
69
|
9
|
70
|
148
|
10
|
60
|
132
|
Menggunakan
data dari Tabel, nilai koefisien korelasinya adalah:
Bulan
|
Produksi (X)
|
Jam Kerja (Y)
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
30
|
73
|
900
|
5329
|
2190
|
2
|
20
|
50
|
400
|
2500
|
1000
|
3
|
60
|
128
|
3600
|
16384
|
7680
|
4
|
80
|
170
|
6400
|
28900
|
13600
|
5
|
40
|
87
|
1600
|
7569
|
3480
|
6
|
50
|
108
|
2500
|
11664
|
5400
|
7
|
60
|
135
|
3600
|
18225
|
8100
|
8
|
30
|
69
|
900
|
4761
|
2070
|
9
|
70
|
148
|
4900
|
21904
|
10360
|
10
|
60
|
132
|
3600
|
17424
|
7920
|
Jumlah
|
500
|
1100
|
28400
|
134660
|
61800
|
Besar hubungan linier antara produksi dan jam kerja
karyawan pada perusahaan industri tersebut adalah sebesar 0,9978 atau sebesar
99,78 persen. Jika nilai korelasi dikuadratkan akan didapat suatu nilai yang
menyatakan besarnya pengaruh variasi suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Nilai tersebut biasa disebut dengan koefisien determinasi (r2)
(coefficient of determination). Koefisien determinasi mempunyai range
nilai berkisar antara 0 sampai 1. Dalam hal contoh diatas, variasi produksi
mempunyai pengaruh sebesar 99,56 persen terhadap variasi jam kerja karyawan
pada perusahaan tersebut.
D.
Uji untuk korelasi
Pearson.
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan linier yang signifikan antara dua variabel. Uji ini termasuk
klasifikasi uji statistik parametrik.
Hipotesanya adalah:
Ho : ρ =
0 VS H1
: ρ ≠ 0
Statistik uji yang
digunakan adalah statistik uji t. Formulanya adalah
sebagai berikut:
~ t(a/2 , n-2)
daerah tolak H0:
t <- t(a/2 ,
n-2) dan
t > t(a/2 , n-2)
t(0,025
;8)= 2,31
Keputusan:
H0 ditolak karena t > t(0,025 ;8)
Kesimpulan : ada
hubungan linier antara produksi dengan jam kerja dengan tingkatkeyakinan
sebesar 95%
Berikut cara Uji
Korelasi menggunakan SPSS :
1. Pilih
dan klik menu Analyze >Correlate >Bivariat, jendela
atau kontak dialog Bivariate Correlations ditampilkan.
![]() |
2.
Pindahkan kedua Variabel
(X dan Y) kebagian Variabels, tampilan jendela seperti diperlihatkan
dalam gambar. Akhir klik tombol perintah OK

Hasil olah data dan
cara membaca hasil atau interpretasi dijelaskan berikut ini.
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johar. 2017. SPSS 24 Untuk Penelitian dan Skripsi, Edisi
Pertama. Jakarta: PT Elex
Komentar
Posting Komentar